Thursday, February 20, 2014

Diversifikasi, Strategi Bisnis dengan Produk dan Pasar yang Baru

Diversifikasi adalah bagian dari strategi korporat untuk meningkatkan volume penjualan melalui produk baru dan pasar baru. Diversifikasi dapat menjadi cara untuk memperluas bisnis dengan masuk ke segmen baru dari industri bisnis yang ada, atau berinvestasi pada bisnis yang menjanjikan yang berasal dari luar area bisnis yang telah dimasuki oleh perusahaan.

Diversifikasi merupakan bagian dari Ansoff Matrix. Matriks ini digunakan untuk menganalisis strategi mana yang tepat yang mesti diambil perusahaan melihat dari kondisi internal dan eksternal saat ini dan ke depannya. Berikut gambar dari ansoff matrix.


Mengapa melakukan diversifikasi? Ketika ukuran semakin membesar, perusahaan seringkali menemukan peluang untuk menambah produk, layanan, lokasi, pelanggan, dan pasar. Melakukan diversifikasi dapat membantu bisnis perusahaan menjadi lebih menguntungkan, atau bertahan di masa depan. Kebanyakan perusahaan yang bertahan lama menggunakan cara ini untuk menambah sumber pendapatan sekaligus memanfaatkan perubahan dan peluang yang ada.

Lalu bagaimana menganalisis bahwa perusahaan butuh diversifikasi? Artikel dari BGLC Online ini menjelaskan dengan lengkap seperti apa caranya. Untuk mengetahui apakah perusahaan butuh diversifikasi, diperlukan analisis internal dan eksternal terlebih dahulu agar memetakan seperti apa kondisi dan prospek perusahaan di masa depan. Dengan memberi bobot pada setiap faktor, mengurutkannya menjadi analisis SWOT, dan menjumlah setiap bobot yang telah diberikan, perusahaan akan memahami strategi apa yang tepat untuk diambil dalam menghadapi situasi bisnis yang sedang terjadi.

Diversifikasi sendiri adalah bagian dari opsi growth strategy, opsi yang dapat diambil perusahaan karena harus bertumbuh setelah dianalisis. Selain diversifikasi, ada juga opsi lainnya untuk growth yaitu concentration. Tapi opsi ini tidak akan kita bahas.

Pilihan apa saja yang tersedia pada diversifikasi? Secara umum, diversifikasi terdiri dari 3 jenis strategi. Setiap jenis memiliki karakteristik berbeda dan perusahaan sebaiknya mengambil jenis strategi yang tepat agar membuat bertahan lama di kemudian hari. Berikut 3 jenis strategi yang ada pada diversifikasi.

1. Diversifikasi Concentric

Ini adalah diversifikasi yang dilakukan karena kemiripan teknologi yang digunakan antar industri. Penggunaan diversifikasi ini dilakukan perusahaan untuk memanfaatkan kemampuan teknikal yang dimiliki, atau resources yang telah tersedia agar dapat memberikan keuntungan. Model ini dapat meningkatkan pangsa pasar sehingga membantu perusahaan meraih laba yang besar

Misalnya anda pemilik adalah pemilik perkebunan gula. Produksi gula anda tidak terserap sepenuhnya untuk para distributor, atau harga yang diberikan distributor ternyata tidak sesuai dengan yang anda harapkan. Perusahaan anda dapat melakukan diversifikasi dengan menjual produk gula eceran untuk menjual sisa gula yang telah anda produksi.

2. Diversifikasi Horizontal

Bentuk dari diversifikasi ini adalah menjual produk atau layanan baru dengan teknis atau sumber daya yang tidak terkait sama sekali dengan yang anda jual namun menyasar pada target pasar yang tertentu. Ini membuat perusahaan dapat menyediakan one stop solution bagi konsumen dalam jenis barang atau jasa yang mereka sediakan.

Misalnya anda adalah penyedia koneksi internet. Konsumen atau target pasar anda ternyata langsung juga suka berbelanja secara online. Anda bisa melakukan diversifikasi dengan membuat situs e-commerce atau menyediakan portal informasi lengkap e-commerce yang dapat memudahkan target pasar berbelanja online dengan koneksi internet yang anda sediakan.

3. Diversifikasi Konglomerat, Atau Diversifikasi Lateral

Perusahaan memasarkan produk atau layanan baru yang sama sekali tidak terkait dengan produk dan layanan yang mereka sediakan. Mengapa perusahaan tertarik melakukan ini? Karena bisnis ini dapat menarik target pasar yang baru. Biasanya, perusahaan yang baru didirikan karena strategi ini hanya memiliki sedikit keterkaitan dengan bisnis yang saat ini dijalankan oleh perusahaan induk.

Lalu mengapa perusahaan tertentu menerapkan strategi ini? Karena strategi ini dapat meningkatkan laba, memberi fleksibilitas bagi perusahaan, dan membuat pasar memahami karakter pasar yang baru ini. Sangat ini sangat beresiko, tapi jika berhasil akan menghasilkan laba yang besar dan target pasar yang potensial.

Misalnya anda adalah perusahaan real estate. Karena tumbuhnya internet di lingkungan sekitar, anda kemudian memutuskan untuk berbisnis menjadi penyedia akses internet. Ini adalah bentuk diversifikasi konglomerat karena real estate dan internet kurang terkait satu sama lain. Namun jika anda berhasil mengembangkan perusahaan ini, maka anda akan mendapatkan sumber laba yang baru dan (mungkin) besar. Dan bisa saja anda berinovasi, misalnya dengan menyediakan fasilitas tambahan seperti menyediakan akses internet di real estate milik anda, atau menjual layanan real estate melalui jaringan akses internet milik anda.


Kesimpulannya adalah, jangan asal diversifikasi. Pelajari dulu kondisi dan prospek perusahaan anda. Lalu analisis, apakah tepat bagi perusahaan untuk melakukan diversifikasi? Setelah itu, barulah tentukan diversifikasi seperti apa yang paling cocok bagi perusahaan anda. Sayangnya, banyak sekali perusahaan yang baru berdiri dan sedang tumbuh, langsung hajar sana-sini dalam melakukan diversifikasi. Berpikir out of the box itu bagus, tapi berpikir fill in the box jelas dapat jadi menguntungkan.

No comments:

Post a Comment