Friday, February 21, 2014

Exit Strategy, Kondisi Apa yang Akan Membuat Anda Meninggalkan Bisnis

Exit strategy merupakan rencana perusahaan melepas investasi untuk membuat laba, atau mendorong pemilik bisnis mengurangi dan bahkan menghilangkan kepemilikan. Exit strategy dirancang agar pendiri bisnis memiliki jalan agar dapat keluar dari bisnis yang ia dirikan atau meningkatkan laba bisnisnya, entah karena alasan apapun. Exit strategy biasanya dilakukan dalam penawaran investasi, seperti saham. Bentuk penawaran dapat berupa menjual saham ke pihak lain (sebagian atau sepenuhnya), membawa perusahaan go public, mewariskan bisnis ke anggota keluarga, dll.

Kadang kita tidak pernah tahu apa yang akan dialami ketika menjalani bisnis. Kita juga tak mungkin terus menerus mengurus bisnis. Exit strategy merupakan cara yang dirancang untuk mengatasi hal ini. Jika hal ini telah dirasakan penting bagi anda saat menjalankan, atau bahkan memulai bisnis, berikut lima bentuk exit strategy yang dapat dan telah dilakukan oleh banyak pengusaha.

1. Mencoba Bertahan

Ini bukan istilah galau. Ini adalah strategi dimana pemilik bisnis memilih untuk bertahan seumur hidup di bisnisnya. Apapun yang terjadi. Hidup bersama bisnis adalah tujuan dari pemilik bisnis seperti ini. Memilih strategi ini membuat pemilik bisnis tak perlu memikirkan urusan korporasi apapun selain membuat bisnisnya berkembang dan menguntungkan. Hidup saya bisnis saya, mungkin seperti itu moto atau logo yang mencerminkan cara pandang kehidupan bisnis mereka.

Mencoba bertahan bukan berarti pilihan yang buruk. Banyak juga orang yang memilih strategi seperti ini, entah karena memang sangat menyukai bisnis yang ia kembangkan, menjaga idealisme, atau mungkin memang tidak menemukan pembeli yang tertarik dengan bisnisnya.

Keuntungan "Mencoba Bertahan"

  1. Masa depan anda bergantung pada bisnis anda.
  2. Kendali keuangan sepenuhnya di tangan anda.
  3. Tak perlu pusing mencari cara untuk keluar dari bisnis.

Kerugian "Mencoba Bertahan"

  1. Lebih rentan terhadap ancaman jangka panjang.
  2. Ancaman likuidasi (jika kekurangan dana).
  3. Lebih rentan digoncang bencana finansial dan mental. Partner yang berasal dari luar kadang dapat memberi saran atau bantuan untuk mengatasi hal seperti ini.

2. Likuidasi

Cara yang tidak kalah sederhana dengan cara pertama: likuidasi. Jika pemilik bisnis merasa bisnis ini harus ditutup, ya tutup saja. Meski kelihatannya sepele, cara ini banyak dipilih oleh pemilik bisnis. Anda cukup menggadaikan aset dan mengamankan kas yang ada di dalam bisnis dan tutup bisnisnya. Jika anda berhutang, perhatikan dulu urusan pelunasan terkait hutan karena berpotensi menimbulkan sengketa dikemudian hari.

Keuntungan Likuidasi

  1. Mudah dan sangat wajar. Sesuatu yang telah dimulai, tentu harus diakhiri.
  2. Tidak perlu banyak negosiasi. Paling cukup ke karyawan dan pihak-pihak terkait finansial (seperti debitor) dan hukum.
  3. Tak perlu khawatir dengan urusan pergantian kendali bisnis

Kerugian Likuidasi

  1. Jadi setelah berbagai kenangan yang anda nikmati dari bisnis, bisnis ini harus ditutup?
  2. Pikirkan bagaimana reaksi klien, reputasi anda, dan hubungan bisnis anda yang akan terpengaruh karena bisnis anda yang tiba-tiba hilang. Hal-hal seperti ini kadang sangat berharga.
  3. Para pemegang saham bisa saja akan menjadi sangat kecewa.

3. Menyerahkan Bisnis ke Pihak yang Tepat

Jika anda menonton film "Charlie and The Chocolate Factory" tentu anda tahu bahwa Willy Wonka yang menyerahkan bisnisnya kepada anak yang jadi konsumen loyalnya. Atau di film "Forest Gump" dimana Forest Gump meninggalkan bisnis dengan menyerahkan kepada sahabatnya. Dan dari kedua film ini, jelas sekali terlihat betapa pentingnya menyerahkan bisnis kepada orang yang tepat. Tak harus dari dalam, bisa juga dari luar bisnis anda.

Keuntungan Menyerahkan Bisnis

  1. Anda percaya mereka. Setidaknya itu dulu yang paling penting.
  2. Jika penilaian anda tepat, orang ini setidaknya peduli dengan bisnis yang anda dirikan.
  3. Menjadi kenangan yang baik, bagi anda dan orang pilihan anda.

Kelemahan Menyerahkan Bisnis

  1. Beresiko. Percaya saja kadang tidak cukup.
  2. Menyerahkan bisnis kepada sahabat berpotensi merusak hubungan pertemanan karena urusan bisnis.
  3. Menyerahkan bisnis kepada anggota keluarga juga berpotensi menimbulkan kecemburuan, entah dari anggota keluarga lain atau dari internal perusahaan.

4. Akuisisi

Akuisisi adalah menjual saham kepemilikan pemilik bisnis kepada pihak lain. Cara ini adalah salah satu cara yang paling lazim dipilih sebagai exit strategy. Akuisisi terjadi karena pihak atau perusahaan lain tertarik untuk membeli bisnis yang didirikan. Untuk menjual bisnis dengan tepat, negosiasi adalah hal yang paling penting. Jika anda berharga miliaran, bahkan triliunan rupiah, perjuangkan agar anda mendapatkan harga terbaik. Pihak lain seringkali tidak ragu untuk menekan anda menjual dengan harga yang sangat murah.

Meskipun biasanya digunakan sebagai exit strategy, tidak semua akuisisi yang berjalan mulus. Perbedaan budaya korporat yang tidak cocok dari pemilik bisnis baru berpotensi membuat lingkungan kerja memburuk. Jika anda ingin menerapkan akuisisi sebagai exit strategy, pastikan bisnis anda dapat menarik pembeli dan pastikan juga pembeli merupakan pihak yang tepat dengan budaya korporat yang sesuai bagi perusahaan.

Keuntungan Akuisisi

  1. Berpeluang membuat pemilik bisnis melepas bisnis dengan harga terbaik.
  2. Jika dijual kepada pihak yang tepat, bisnis dapat tetap berkembang dan membuat pemilik bisnis tak perlu khawatir.

Kerugian Akuisisi

  1. Proses administrasi cukup rumit.
  2. Sering memperburuk performa perusahaan jika pembeli bisnis memiliki budaya korporat yang berbeda.
  3. Beberapa pembeli bisnis cenderung bersikap otoriter dan langsung mematikan bisnis yang anda jual jika bisnis tersebut tidak menguntungkan.

5. Initial Public Offering (IPO)

IPO adalah pilihan yang paling seksi, paling mengkilap, dan paling disorot oleh pers. Jika sebuah perusahaan IPO, perusahaan tersebut akan dipantau oleh publik. Ini membuat penyimpangan yang dilakukan oleh perusahaan dapat langsung berpengaruh pada reaksi publik dalam menilai saham. Tapi IPO juga bukan tanpa resiko.

Pemilik bisnis telah menghabiskan waktu, uang, dan tenaga untuk membangun bisnis hingga berkembang dan menghasilkan keuntungan. Tapi publik kadang tidak melihat seperti itu. Seringkali terjadi kasus dimana perusahaan justru tidak sebaik sebelumnya setelah melakukan IPO. Ada terlalu banyak pihak yang terlibat dalam kepemilikan bisnis. Seringkali shareholder tidak memiliki pandangan yang sama terhadap strategi yang ingin diterapkan bisnis anda. Sangat penting untuk memiliki dewan direksi yang tepat yang memiliki visi yang sama bagi kemajuan jangka panjang perusahaan anda.

Keuntungan IPO

  1. Anda akan menjadi halaman depan di berbagai media massa.
  2. Harga saham anda berpotensi meningkat puluhan hingga ratusan kali lipat dari saat ini.
  3. Para venture capital akan berhenti mengganggu anda dan mencampuri urusan bisnis anda (jika anda didanai venture capital yang banyak maunya).

Kerugian IPO

  1. Proses IPO rumit dan lama. Bisa-bisa proses anda hanya berurusan dengan IPO dan kurang melihat perkembangan bisnis anda.
  2. Anda harus membenahi bisnis anda hingga sesuai standard yang diinginkan publik.
  3. Pencatatan akuntansi harus dibenahi (biasanya entrepreneur banyak yang tidak melakukan pencatatan akuntansi dengan baik).
  4. Perusahaan anda harus menghasilkan pendapatan puluhan hingga ratusan miliar untuk dapat melakukan IPO.

No comments:

Post a Comment